Audit kinerja yang meliputi audit ekonomi, efisiensi dan efektifitas pada dasarnya merupakan perluasan dari audit konvensional (conventional audit) yang meliputi audit ketaatan dan audit keuangan. Salah satu hal yang membedakan audit kinerja dan audit konvensional adalah dalam hal laporan audit.Dalam audit konvensional, hasil audit adalah berupa pendapat (opini) auditor secara independen dan obyektif tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan, tanpa pemberian rekomendasi perbaikan. Sedangkan dalam audit kinerja, tidak hanya memberikan kesimpulan mengenai atau berdasarkan tahapan audit yang telah dilakukan, akan tetapi juga dilengkapi dengan rekomendasi untuk perbaikan dimasa mendatang. Audit terhadap kinerja manajemen dan mengomentari mengenai bagaimana mereka melaksanakan kewajiban mereka secara ekonomis, efisien dan efektif bukanlah merupakan topik yang baru sekarang ini, namun sampai sekarang hasil dari audit kinerja ini selalu disimpan dan dianggap hanya sebagai dalam pertimbangan organisasi saja.
- Proses yang sistematis
- Mengevaluasi operasi organisasi
- Efisiensi, efektivitas, dan ekonomis
- Melaporkan kepada orang-orang yang tepat
- mereview data arsip latar belakang setiap auditee
- meninjau fasilitas auditee untuk memastikan bagaimana auditee mencapai tujuannya
- mempelajari dokumentasi yang relevan tentang operasi auditee seperti buku petunjuk kebijakan dan prosedur, bagan arus, standar kinerja dan pengendalian mutu, serta deskripsi tugas
- mewawancarai manajer aktivitas tersebut mengenai bidang-bidang permasalahan tertentu (sering kali disebut entry interview)
- menerapkan prosedur analitis untuk mengidentifikasi trend atau hubungan yang tidak biasa
- melakukan pemeriksaan (atau pengujian) audit mini untuk menegaskan atau menjernihkan pemahaman auditor tentang masalah yang potensial
- suatu pernyataan tentang tujuan dan ruang lingkup audit
- uraian umum mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam audit
- ikhtisar temuan-temuan
- rekomendasi perbaikan
- komentar auditee
PENGERTIAN AUDIT OPERASIONAL
Audit Operasional adalah proses yang
sistematis untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kegiatan suatu
organisasi dalam prosesnya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut, dan
keekonomisan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manjemen serta
melaporkan kepada orang-orang yang tepat atas hasil-hasil evaluasi tersebut
beserta rekomendasi untuk perbaikan.
Seperti dalam audit laporan keuangan, audit
operasional menyangkut serangkaian langkah atau prosedur yang logis,
terstruktur, dan terorganisasi. Aspek ini meliputi perencanaan yang baik, serta
perolehan dan evaluasi secara objektif bukti yang berkaitan dengan aktivitas
yang diaudit.
Evaluasi atas operasi ini harus didasarkan pada
beberapa kriteria yang ditetapkan dan disepakati. Dalam auditing operasional,
kriteria seringkali dinyatakan dalam bentuk standar kinerja yang ditetapkan
oleh manajemen. Namun, dalam beberapa kasus, standar itu mungkin ditetapkan
oleh suatu badan pemerintahan atau oleh industri. Kriteria ini seringkali
didefinisikan kurang jelas bila dibandingkan dengan kriteria yang digunakan
dalam audit atas laporan keuangan. Audit operasional mengukur derajat
kesesuaian antara kinerja aktual dan kriterianya.
Efisiensi digunakan untuk menilai
sebaik apakah pemakaian sumber daya suatu organisasi yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan efektivitas digunakan untuk
menilai seberapa baik kebijakan-kebijakan organisasi tersebut untuk mencapai
tujuan. Efisiensi dan efektivitas merupakan dua hal yang saling berkaitan erat
satu dengan lainnya, bisa saja suatu kebijakan organisasi itu sangat efisien
akan tetapi tidak efektif begitupun sebaliknya. Ekonomis maksudnya memperoleh
kualitas dan kuantitas sumber daya fisik dan manusia yang layak pada waktu yang
layak dan biaya yang rendah.
Auditor internal biasanya melapor ke
manajemen atau individu atau badan yang meminta audit tentang seberapa efisien,
efektif atau ekonomis suatu bagian atau program kerja yang telah dilaksanakan.
Hasil temuan dari audit kinerja ini sangat jarang sekali diungkapkan ke seluruh
bagian organisasi apa lagi ke masyarakat umum. Padahal hasil audit ini bisa
jadi sangat dibutuhkan oleh pihak-pihak selain manajemen, misalnya masyarakat
luas yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan perusahaan tersebut.
Sedangkan dewan komisaris atau komite audit adalah pihak yang menerima salinan
laporan audit operasional.
MANFAAT AUDIT OPERASIONAL
1.Penyelenggaran perusahaan akan makin transparan
sehingga pihak luar perusahaan dapat mengikuti perkembangan perusahaan dengan
lebih baik.
2.Audit manajemen akan memicu perusahaan untuk
berhati-hati dalam mengelola perusahaan.
3.Kepentingan masyarakat (terutama investor) makin
terlindungi sehingga iklim investasi dan usaha akan makin kondusif.
KETERBATASAN AUDIT OPERASIONAL
Menurut Nugroho Widjayanto (1985:23-24) ada beberapa
keterbatasan audit operasional:
1. Waktu
Waktu menjadi factor yang sangat
membatasi, karena auditor harus memberikan informasi kepada manajemen secara
cepat atau setidaknya tepat waktu untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Sebaiknya audit operasional dilakukan secara teratur untuk menjamin bahwa
permasalahan yang penting tidak menjadi kronis dalam perusahaan.
2. Keahlian auditor
Kurangnya pengetahuan banyak
dikeluhkan para auditor operasional karea tidak mungkin bagi seorang auditor
mengetahui dan menguasai berbagai disiplin bisnis. Auditor operational hanya
lebih ahli dalam bidang audit daripada dalam bidang bisnis.
3. Biaya
Biaya juga merupakan salah satu
factor pembatas, karena itu tentu saja biaya audit harus lebih kecil dari
jumlah yang dapat dihemat. Oleh karena itu, auditor harus mengabaikan masalah
kecil yang mungkin dapat memakan biaya jika diselidiki lebih lanjut.
TAHAP-TAHAP AUDIT OPERASIONAL
1. Memilih auditee
2. Merencanakan audit
Perencanaan audit yang cermat sangat penting baik bagi
efektivitas maupun efisiensi audit operasional. Perencanaan terutama penting
dalam jenis audit ini karena sangat beragamnya audit operasional. Landasan
utama dari perencanaan audit adalah pengembangan program audit, yang harus
dibuat sesuai dengan keadaan auditee yang ditemui pada tahap studi pendahuluan
audit. Seperti dalam audit laporan keuangan, program audit berisi seperangkat
prosedur yang dirancang untuk memperoleh bukti yang berkaitan dengan satu atau
lebih tujuan. Bukti yang diperiksa biasanya didasarkan pada sampel data. Jadi,
dalam perencanaan audit gharus dipertimbangkan penggunaan teknik-teknik
sampling statistik. Disamping itu, auditor juga harus mengetahui apakah
teknik-teknik berbantuan komputer (computer assisted techniques) akan efisien
dari segi biaya.
3. Melaksanakan audit
Selama melaksanakan audit, auditor
secara ekstensif mencari fakta-fakta yang berhubungan dengan masalah yang
teridentifikasi dalam auditee selama studi pendahuluan. Pelaksanaan audit
adalah tahap audit yang paling memakan waktu dalam audit operasional. Tahap ini
sering kali disebut sebagai melakukan audi yang mendalam (in-depth audit).
4. Melaporkan temuan kepada manajemen
5. Melakukan tindak lanjut
Tahap terakhir atau tahap tindak lanjut (follow-up
phase) dalam audit operasional adalah tahap bagi auditor untuk menindaklanjuti
tanggapan auditee terhadap laporan audit. Idealnya, kebijakan entitas sebaiknya
mengharuskan manajer unit yang diaudit untuk melaporkan secara tertulis selama
periode waktu yang ditetapkan. Akan tetapi, tindak lanjut ini juga harus
mencakup penentuan kelayakan tindakan yang diambil oleh auditee dalam
mengimplementasikan rekomendasi. Standar praktik 440 IIA menyatakan bahwa
auditor internal harus menindaklanjuti untuk memastikan bahwa tindakan yang
tepat telah diambil berdasarkan temuan yang dilaporkan. Kegagalan auditor untuk
menerima tanggapan yang tepat harus dikomunikasikan kepada manajemen senior.
.Posting by :febri widianto
Sumber Link : http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/07/audit-operasional.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar