Kamis, 16 Mei 2013

AUDIT SISTEM INFORMASI



AUDIT SISTEM INFORMASI

Kasus Garuda Indonesia dan Wikileaks:Bukti Pentingnya Audit Sistem Informasi

Informasi kini menjadi hal yang sangat berharga bagi organisasi modern.Organisasi harus bersedia berinvestasi pada penyediaan sistem informasi.Tanpa sistem informasi ,organisasi akan kewalahan menangani informasi dalam jumlah besar,kalah dalam persaingan bisnis ,dan akhirnya mati.Karena sistem informasi tidaklah murah,organisasi harus memastikan bahwa implementasi sistem informasi selaras dan mendukungtujuan informasi.
Demikian disampaikan Hendrik,ST.,M.Eng.,staf pengajar magister informastika fakultas teknologi industri universitas islam indonesia(MI FTI UII),di sela-sela kuliah umum audit sistem informasi yang diselenggarakan MI pada sabtu (12/02/2011) di Auditorium FTI UII.Pada kuliah umum yang dibuka resmi oleh Dekan FTI UII Ir.GumboloHS.,M.Sc., tersebut hadir sebagai dosen tamu adalah Umar Alhabsyi,ST.,CISA.,CRISC.,dari PT.Ivalue IT Consulting,Bandung.

     Hendrik menambahkan,ketergantungan organisasi modern pada informasi mengharuskan organisasi memeberi perhatian lebihpada kehandalan dan ketersediaan sistem informasi(SI) dan teknologi pendukungnya.Sistem informasi kini digunakan untuk menjalankan berbagai proses bisnis organisasi.Gangguan atau kegagalan sistem informasi akan melumpuhkan aktivitas organisasi,yang dapat berimbas pada pihak lain yang berkerjasama dengan organisasi tersebut.
         Melengkapi pernyataan tersebut,Teduh Dirgahayu,Ph.D., staf pengajar MI UII yang memoderatori kuliah umum,membeberkan beberapa contoh kasusimplementasi SI yang bermasalah.”Akhir November 2010,Garuda Indonesia sempat gagal melakukan migrasi dan sistem lama IOCS(Integrated Operation ControlSystem) guna memantau operasional pesawat ,awak kabin,dan lalulintas penerbangannya.Ini mengakibatkan kekacauan jadwal penerbangan Garuda selama 3 hari dan ribuan penumpangterlantar di bandara dalamdan luar negeri.Garuda disinyalir menderita kerugian sebesar Rp 250 juta dan kehilangan peluang keuntungan hingga Rp 2 triliun,”papar Teduh yang saat ini juga menjabat sebagai kepala Badan Sistem Informasi UII.
       Contoh lain juga dipaparkan oleh Umar Alhabsyi dalam kuliahnya.Umar menyebutkan skandal wikileaks yang membocorkan informasi rahasia,khususnya dokumen-dokumen  sangat penting pemerintahan AS.Skandal itu menjadikan AS dan negara-negara lain yang terlibat,kebakaran jenggot.Informasi yang dihimpun wikileaks berasal dari sumber-sumber internal diberbagai institusi pemerintahan AS.Lpeas dari benar tidaknya isi dokumen tersebut,hal itu menunjukkan bahwa selain penguatan teknologi untuk membentengi kerahasiaan informasi,pengawasan terhadap manusia pelaku  sistem informasi juga harus mendapat perhatian serius.
    Permasalahan SI seperti itu semestinya sudah diantisipasi.Jika tak dapat di cegah,organisasi harus mempunyai  rencana untuk meminimalkan dan memulihkan dampak  yang ditimbulkan.Disini penting audit sisteminformasi.Audit memastikan kehandalan dan ketersediaan sistem informasi dalam membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif dengan memanfaatkan sumberdaya organ secara efisien”,papar umar.(Misbahul Munir/Jerri Irgo)

ANALISA:
     Pada kasus ini sistem informasi sangat penting untuk kemajuan suatu perusahaan/organisasi karena itun salah satu pendukung untuk menjalankan sebuah bisnis dalam suatu organisasi/perusahaan yang dikelola dan juga dapat membantu tercapainya sebuah tujuan secara efektif dan efisien.

SOLUSI:
   Sebaiknya Pemerintah harus lebih mengedepankan sistem informasi yang bagus dalam sebuah organisasi/perusahaan untuk bisa mencapai suatu tujuan yang di inginkan karena jika tanpa sebuah sistem informasi organiusasi tersebut akan kewalahan dan kalah dalam sebuah persaingan bisnis dan dapat di pastikan organisasi/perusahaan tersebut akan mengalami kebangkrutan.


posting by : Ernawati

KASUS AUDIT ETIKA PROFESI



     Frank Dorrance, seorang manajer audit senior untuk Bright and Lorren,CPA baru saja diinformasikan bahwa perusahaan berencana untuk mempromosikannya menjadi rekanan pada 1 atau 2 tahun ke depan bila ia terus memperlihatkan tingkat mutu yang tinggi sama seperti masa sebelumnya. Baru saja Frank ditugaskan untuk mengaudit Machine International sebuah perusahaan grosir besar yang mengirimkan barang keseluruh dunia yang merupakan klien Bright and Lorren yang bergengsi. Selama audit, Frank menentukan bahwa Machine International menggunakan metode pengenalan pendapatan yang disebut “tagih dan tahan” yang baru saja dipertanyakan oleh SEC. Setelah banyak melakukan riset, Frank menyimpulkan bahwa metode pengenalan pendapatan tidaklah tepat untuk Machine International. Ia membahas hal ini dengan rekanan penugasan yang menyimpulkan bahwa metode akuntansi itu telah digunakan selama lebih dari 10 tahun oleh klien dan ternyata tepat. Frank berkeras bahwa metode tersebut tepat pada tahun sebelumnya tetapi peraturan SEC membuatnya tidak tepat tahun ini. Frank menyadari tanggung jawab rekan itu untuk membuat keputusan akhir, tetapi ia merasa cukup yakin untuk menyatakan bahwa ia merencanakan untuk mengikuti persyaratan SAS 22 (AU 311) dan menyertakan sebuah pernyataan dalam kertas kerja bahwa ia tidak setuju dengan keputusan rekannya. Rekan itu memberitahukan Frank bahwa ia tidak akan mengizinkan pernyataan demikian karena potensi implikasi hukum. Namun, ia mau menulis sebuah surat kepada Frank yang menyatakan bahwa ia mengambil tanggung jawab penuh untuk keputusan akhir bila timbul suatu permasalahan hukum. Ia menutup dengan mengatakan, “Frank, rekan harus bertindak seperti rekan. Bukan seperti meriam lepas yang berusaha untuk membuat hidup menjadi sulit bagi rekan mereka. Anda masih harus bertumbuh sebelum saya merasa nyaman dengan anda sebagai rekan.” 

A.    ANALISA :
     Jika ia menyetujui pendapat dan tawaran surat pertanggung jawaban dari rekannya kemungkinan hal ini dapat berpengaruh besar bagi hasil audit ini nantinya. Jika timbul permasalahan hukum maka hal ini dapat membuat perusahaanya (Bright and Lorren,CPA), rekannya, dan ia sendiri dituntut oleh kliennya karena melakukan kesalahan selama pelaksanaan audit.

B.   SOLUSI
Pada kasus di atas, kita dapat menggunakan pendekatan enam langkah untuk menyelesaikan dilema etis tersebut, antara lain :
Terdapat fakta-fakta yang relevan. Dalam kasus ini, fakta-fakta tersebut adalah :

  1. Metode pengenalan pendapatan yang digunakan Machine International merupakan metode yang dipertanyakan oleh pihak SEC.
  2. Setelah melakukan riset, Frank menemukan bahwa metode tersebut tidak sesuai bagi Machine Internatioal. Frank mengetahui bahwa metode tersebut memang tepat pada tahun sebelumnya tetapi peraturan SEC membuatnya tidak tepat tahun ini.
  3. Frank merencanakan untuk mengikuti persyaratan SAS 22 (AU 311) dan menyertakan sebuah pernyataan dalam kertas kerja bahwa ia tidak setuju dengan keputusan rekannya. Rekannya meminta Frank agar sependapat dengan dirinya untuk menyetujui penggunaan metode tersebut karena metode tersebut telah digunakan selama bertahun-tahun dan diyakini ketepatannya.
  4. Rekannya menawarkan surat pernyataan bahwa bila terjadi suatu permasalahan hukum, maka ia mengambil tanggung jawab penuh akan hal tersebut. Mengidentifikasi isu-isu etika berdasarkan fakta-fakta tersebut. Isu etika dari dilema tersebut adalah apakah merupakan hal yang etis bagi Frank untuk mengeluarkan pernyataan bahwa ia tidak setuju dengan keputusan rekannya mengingat rekan merupakan orang yang membuat keputusan akhir serta berada di atas kedudukannya saat ini sebagai manajer senior.

Posting by : NARDI

Rabu, 15 Mei 2013

PENGERTIAN AUDIT

       Pengertian Auditing adalah suatu proses sistematis yang secara obyektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Seiring berkembangannya perusahaan, fungsi audit semakin penting dan timbul kebutuhan dari pemerintah, pemegang saham, analis keuangan, bankir, investor, dan masyarakat untuk menilai kualitas manajemen dari hasil operasi dan prestasi para manajer. Untuk mengatasi kebutuhan tersebut, timbul audit sebagai sarana yang terpercaya dalam membantu pelaksanaan tanggungjawab mereka dengan memberikan analisis, penilaian, rekomendasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.

A. Definisi Audit
Berikut ini beberapa pendapat para pakar mengenai definisi auditing yang berkembang saat ini :
      Menurut Arens and Loebbecke (Auditing: An Integrated Approach, eight edition, 2000:9), Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi dari bukti-bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independent.
        Menurut The American Accounting Association’s Committee on Basic Auditing Concepts (Auditing: Theory And Practice, edisi 9, 2001:1-2) audit merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan umtuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
         Menurut William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A Systematic Approach, 2003:8) audit adalah proses yang sistematik dengan tujuan mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut dikomunikasikan kepada pihak pengguna yang berkepentingan.

B. Tujuan Audit
Tujuan audit secara umum dapat diklasifikasilkan sebagai berikut :

  • Kelengkapan (Completeness).

Untuk meyakinkan bahwa seluruh transaksi telah dicatat atau ada dalam jurnal secara aktual telah dimasukkan.
1. Ketepatan (Accurancy).
    Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada telah dicatat berdasarkan jumlah yang benar,     perhitungan yang benar, diklasifikasikan, dan dicatat dengan tepat.

2. Eksistensi (Existence).
    Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang tercatat memiliki eksistensi atau keterjadian pada tanggal tertentu, jadi transaksi tercatat tersebut harus benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.

3. Penilaian (Valuation).

    Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum telah diterapkan dengan benar.

4. Klasifikasi (Classification).
    Untuk memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat. Jika terkait dengan saldo maka angka-angka yang dimasukkan didaftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat.

5. Ketepatan (Accurancy).

    Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada tanggal yang benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar. Serta penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat.

6. Pisah Batas (Cut-Off).

    Untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat. Transaksi yang mungkin sekali salah saji adalah transaksi yang dicatat mendekati akhir suatu peride akuntansi.

7. Pengungkapan (Disclosure).

  Untuk meyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan dan dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki laporan tersebut

Sumber links :
http://www.kajianpustaka.com/2013/03/definisi-dan-tujuan-audit.html#.UZN-0rX-G3p

Kamis, 02 Mei 2013

AUDIT OPERASIONAL




      Audit kinerja yang meliputi audit ekonomi, efisiensi dan efektifitas pada dasarnya merupakan perluasan dari audit konvensional (conventional audit) yang meliputi audit ketaatan dan audit keuangan. Salah satu hal yang membedakan audit kinerja dan audit konvensional adalah dalam hal laporan audit.Dalam audit konvensional, hasil audit adalah berupa pendapat (opini) auditor secara independen dan obyektif tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan, tanpa pemberian rekomendasi perbaikan. Sedangkan dalam audit kinerja, tidak hanya memberikan kesimpulan mengenai atau berdasarkan tahapan audit yang telah dilakukan, akan tetapi juga dilengkapi dengan rekomendasi untuk perbaikan dimasa mendatang. Audit terhadap kinerja manajemen dan mengomentari mengenai bagaimana mereka melaksanakan kewajiban mereka secara ekonomis, efisien dan efektif bukanlah merupakan topik yang baru sekarang ini, namun sampai sekarang hasil dari audit kinerja ini selalu disimpan dan dianggap hanya sebagai dalam pertimbangan organisasi saja.

  • Proses yang sistematis
  • Mengevaluasi operasi organisasi
  • Efisiensi, efektivitas, dan ekonomis
  • Melaporkan kepada orang-orang yang tepat
  • mereview data arsip latar belakang setiap auditee
  • meninjau fasilitas auditee untuk memastikan bagaimana auditee mencapai tujuannya
  • mempelajari dokumentasi yang relevan tentang operasi auditee seperti buku petunjuk kebijakan dan prosedur, bagan arus, standar kinerja dan pengendalian mutu, serta deskripsi tugas
  • mewawancarai manajer aktivitas tersebut mengenai bidang-bidang permasalahan tertentu (sering kali disebut entry interview)
  • menerapkan prosedur analitis untuk mengidentifikasi trend atau hubungan yang tidak biasa
  • melakukan pemeriksaan (atau pengujian) audit mini untuk menegaskan atau menjernihkan pemahaman auditor tentang masalah yang potensial
  • suatu pernyataan tentang tujuan dan ruang lingkup audit
  • uraian umum mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam audit
  • ikhtisar temuan-temuan
  • rekomendasi perbaikan
  • komentar auditee



PENGERTIAN AUDIT OPERASIONAL
     Audit Operasional adalah proses yang sistematis untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kegiatan suatu organisasi dalam prosesnya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut, dan keekonomisan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manjemen serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat atas hasil-hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi untuk perbaikan.
Seperti dalam audit laporan keuangan, audit operasional menyangkut serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur, dan terorganisasi. Aspek ini meliputi perencanaan yang baik, serta perolehan dan evaluasi secara objektif bukti yang berkaitan dengan aktivitas yang diaudit.
Evaluasi atas operasi ini harus didasarkan pada beberapa kriteria yang ditetapkan dan disepakati. Dalam auditing operasional, kriteria seringkali dinyatakan dalam bentuk standar kinerja yang ditetapkan oleh manajemen. Namun, dalam beberapa kasus, standar itu mungkin ditetapkan oleh suatu badan pemerintahan atau oleh industri. Kriteria ini seringkali didefinisikan kurang jelas bila dibandingkan dengan kriteria yang digunakan dalam audit atas laporan keuangan. Audit operasional mengukur derajat kesesuaian antara kinerja aktual dan kriterianya.
Efisiensi digunakan untuk menilai sebaik apakah pemakaian sumber daya suatu organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan efektivitas digunakan untuk menilai seberapa baik kebijakan-kebijakan organisasi tersebut untuk mencapai tujuan. Efisiensi dan efektivitas merupakan dua hal yang saling berkaitan erat satu dengan lainnya, bisa saja suatu kebijakan organisasi itu sangat efisien akan tetapi tidak efektif begitupun sebaliknya. Ekonomis maksudnya memperoleh kualitas dan kuantitas sumber daya fisik dan manusia yang layak pada waktu yang layak dan biaya yang rendah.
Auditor internal biasanya melapor ke manajemen atau individu atau badan yang meminta audit tentang seberapa efisien, efektif atau ekonomis suatu bagian atau program kerja yang telah dilaksanakan. Hasil temuan dari audit kinerja ini sangat jarang sekali diungkapkan ke seluruh bagian organisasi apa lagi ke masyarakat umum. Padahal hasil audit ini bisa jadi sangat dibutuhkan oleh pihak-pihak selain manajemen, misalnya masyarakat luas yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan perusahaan tersebut. Sedangkan dewan komisaris atau komite audit adalah pihak yang menerima salinan laporan audit operasional.
MANFAAT AUDIT OPERASIONAL
1.Penyelenggaran perusahaan akan makin transparan sehingga pihak luar perusahaan dapat mengikuti perkembangan perusahaan dengan lebih baik.
2.Audit manajemen akan memicu perusahaan untuk berhati-hati dalam mengelola perusahaan.
3.Kepentingan masyarakat (terutama investor) makin terlindungi sehingga iklim investasi dan usaha akan makin kondusif.
KETERBATASAN AUDIT OPERASIONAL
        Menurut Nugroho Widjayanto (1985:23-24) ada beberapa keterbatasan audit operasional:
1. Waktu
   Waktu menjadi factor yang sangat membatasi, karena auditor harus memberikan informasi kepada manajemen secara cepat atau setidaknya tepat waktu untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sebaiknya audit operasional dilakukan secara teratur untuk menjamin bahwa permasalahan yang penting tidak menjadi kronis dalam perusahaan.
2. Keahlian auditor
     Kurangnya pengetahuan banyak dikeluhkan para auditor operasional karea tidak mungkin bagi seorang auditor mengetahui dan menguasai berbagai disiplin bisnis. Auditor operational hanya lebih ahli dalam bidang audit daripada dalam bidang bisnis.
3. Biaya
     Biaya juga merupakan salah satu factor pembatas, karena itu tentu saja biaya audit harus lebih kecil dari jumlah yang dapat dihemat. Oleh karena itu, auditor harus mengabaikan masalah kecil yang mungkin dapat memakan biaya jika diselidiki lebih lanjut.
TAHAP-TAHAP AUDIT OPERASIONAL
1. Memilih auditee


2. Merencanakan audit
     Perencanaan audit yang cermat sangat penting baik bagi efektivitas maupun efisiensi audit operasional. Perencanaan terutama penting dalam jenis audit ini karena sangat beragamnya audit operasional. Landasan utama dari perencanaan audit adalah pengembangan program audit, yang harus dibuat sesuai dengan keadaan auditee yang ditemui pada tahap studi pendahuluan audit. Seperti dalam audit laporan keuangan, program audit berisi seperangkat prosedur yang dirancang untuk memperoleh bukti yang berkaitan dengan satu atau lebih tujuan. Bukti yang diperiksa biasanya didasarkan pada sampel data. Jadi, dalam perencanaan audit gharus dipertimbangkan penggunaan teknik-teknik sampling statistik. Disamping itu, auditor juga harus mengetahui apakah teknik-teknik berbantuan komputer (computer assisted techniques) akan efisien dari segi biaya.

3. Melaksanakan audit
  Selama melaksanakan audit, auditor secara ekstensif mencari fakta-fakta yang berhubungan dengan masalah yang teridentifikasi dalam auditee selama studi pendahuluan. Pelaksanaan audit adalah tahap audit yang paling memakan waktu dalam audit operasional. Tahap ini sering kali disebut sebagai melakukan audi yang mendalam (in-depth audit).


4. Melaporkan temuan kepada manajemen


5. Melakukan tindak lanjut
     Tahap terakhir atau tahap tindak lanjut (follow-up phase) dalam audit operasional adalah tahap bagi auditor untuk menindaklanjuti tanggapan auditee terhadap laporan audit. Idealnya, kebijakan entitas sebaiknya mengharuskan manajer unit yang diaudit untuk melaporkan secara tertulis selama periode waktu yang ditetapkan. Akan tetapi, tindak lanjut ini juga harus mencakup penentuan kelayakan tindakan yang diambil oleh auditee dalam mengimplementasikan rekomendasi. Standar praktik 440 IIA menyatakan bahwa auditor internal harus menindaklanjuti untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil berdasarkan temuan yang dilaporkan. Kegagalan auditor untuk menerima tanggapan yang tepat harus dikomunikasikan kepada manajemen senior.

.Posting by :febri widianto
Sumber Link : http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/07/audit-operasional.html

AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI



A.    PENGERTIAN AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI
   Audit produksi dan operasi melakukan penilaian secara komprehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif dan efisien). Audit ini dilakukan tidak hanya terbatas pada unit produksi tetapi juga berperan melengkapi fungsi pengendalian kualitas.
Alasan yang mendasari perlu dilakukannya audit antara lain :
1.      Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
2.      Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga segera dapat diperbaiki.
3.      Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan.
4.      Pendekatan proaktif harus menjadi dasar dalam peningkatan proses.
5.      Berjalanya tindakan korektif harus mendapat dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait.

B.     AUDIT OPERASIONAL TERHADAP FUNGSI PRODUKSI
     Audit operasional terhadap fungsi produksi atau sering disebut dengan audit produksi merupakan suatu bentuk audit yang dilaksanakan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dibidang produksi.
Selain itu, produksi juga berfungsi untuk mengukur seberapa baik manajemen menjalankan fungsi perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan produksi dan seberapa efektifkah manajemen dalam membuat keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan produksi yang telah ditetapkan.
Audit produksi melakukan penilaian secara komprehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif, dan efisien). Beberapa alasan yang mendasari perlunya dilakukan audit produksi, antara lain:
  1.   Proses produksi dan operasi hams berjalan sesuai dengan prosedur yang telah
    ditetapkan.
  2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi hams ditemukan sehingga segera dapat
    diperbaiki
  3.  Konsistensi berjalannya proses hams diungkapkan
  4. Pendekatan proaktif haras menjadi dasar dalam peningkatan proses.
  5. Berjalannya tindakan korektif hams mendapat dorongan dan dukungan dari
    berbagai pihak yang terkait.
C.    TUJUAN AUDIT OPERASIONAL :
  1.   Untuk menilai kinerja dari manajemen dan berbagai fungsi dalam badan usaha. 
  2.  Untuk menilai apakah sumber daya (manusia,mesin, dana, harta lainnya ) yang dimiliki badan usaha telah dugunakan efisien dan ekonomis.   
  3. Untuk menilai efektifitas badan usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  4.  Memberikan rekomendasi kepada manajemen puncak untuk memperbaiki kelemahan – kelemahan terhadap penerapan struktur pengendalian internal, system pengendalian manajemen dan produser operasional badan usaha, dalam rangka meningkatkan efisien, keekonomisan, dan efektivitas kegiatan operasi badan usaha.

D.    MANFAAT AUDIT OPERASIONAL :
  1. Memberikan gambaran kepada pihak yang berkepentingan tentang ketaatan dan kemampuan fungsi produksi dan operasi dalam menerapkan kebijakan serta strategi yang ditetapkan.
  2. Memberikan informasi tentang usaha-usaha perbaikan proses produksi dan operasi yang telah dilakukan perusahaan. 
  3. Menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai tujuan produksi.
  4. Menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi serta kebutuhan perbaikannya.

E.     TUJUAN PENGENDALIAN PRODUKSI DAN OPERASI :    
  • Maksimumkan tingkat pelayanan pelanggan.
 Proses harus memahami bahwa pelanggan yang harus dilayani dengan tepat bukan saja pelanggan ekstranal tetapi yang harus dilayani dengan tepat bukan saja pelanggan eksternal tetapi yamg tidak kalah pentingnya adalah pelanggan internal. 
  • Minimumkan investasi pada persediaan .
Aktivitas pemesanan dan penerimaan bahan harus terintegrasi dengan jadwal produksi demikian juga jadwal produksi harus terintegrasi dengan rencana (jadwal) penyerahan kepada pelanggan. Pengendalian yang baik akan mencapai arus produksi yang mulus (smooth product Ion flow) dengan persediaan yang minimum dan waktu tunggu yang pendek.

  • Efisiensi produksi dan operasi.   
Efisiensi produksi dan operasi adalah sesuatu yang mutlak dan harus menjadi budaya kerja pada setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi. Dalam hal ini pengendalian harus semaksimal mungkin mampu menekan pemborosan (aktifitas tidak bernilai tambah) yang terjadi. 

posting by : nardi
Sumber Links : http://yuliakurnia.blogspot.com/2011/12/audit-produksi-dan-operasi.html

AUDIT KINERJA



Unibank
Untuk melihat bahwa laporan keuangan seringkali misleading untuk menilai keadaan suatu perusahaan, dapat dilihat dari fakta penutupan Bank Unibank. Bank yang berdiri sejak tahun 1967 tersebut pada Maret 1999 oleh Bank Indonesia dimasukkan ke dalam bank kategori A. Bank ini telah memenuhi Ratio Kecukupan Modal (CAR) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Pada tahun 1997 bank ini mencatat laba Rp13 milyar. Pada tahun 1998 sebagai puncak dari krisis perbankan dan moneter yang melanda Indonesia, bank ini mengalami kerugian yang cukup besar yakni Rp436 milyar. Pada tahun 1999 bank ini membukukan laba sebesar Rp55 milyar. Pada tahun 2000 prestasi labanya masih lumayan. Namun tanpa ada informasi yang lengkap, maka (bagi masyarakat awam) tiba-tiba saja bank ini ditutup oleh pemerintah. Sepintas bank ini mencatat kinerja yang lumayan baik. Hal ini juga dapat dilihat dari kategori bank yang diperoleh oleh Unibank. Masyarakat tidak tahu atau tidak diberitahu dengan informasi yang cukup tentang kinerja bank. Jika kinerja bank ini dilihat dari laporan keuangan saja kelihatan cukup baik, tapi kita tidak tahu seberapa ekonomis, efisien dan efektifnya bank ini bekerja. Akibatnya cukup jelas, masyarakat kembali dirugikan dengan ditutupnya bank tersebut.

Analisa :
unibank kurang teliti dalam mengontrol semua karyawannya,kasus tersebut memang tidak dijelaskan apa yang menyebabkan unibank bangkrut dan kemudian ditutup tapi dalam permasalah diatas jelas terlihat bahwa unibank kurang dalam segi kewaspadaan dan disini pada akhirnya banyak hal yang dirugikan selain masyarakat pemerintah juga rugi karna kehilangan bank seperti unibank .
Solusi :
seharusnya sebelum unibank ditutup diselediki dulu secara terperinci tentang masalah apa yang sedang dihadapi unibank dan kemudian diselesaikan dengan jalan yang terbaik tidak begitu saja ditutup karna banyak pihak yang dirugikan ketika unibank ditutup .

posting by : anisa setiani